Pembicara : Agus Sudibyo (Dewan Pers)
Apa itu jurnalisme warga? Mungkin akhir-akhir ini istilah tersebut sudah tidak asing lagi di telinga kita. Jurnalisme warga adalah kegiatan partisipasi aktif yang dilakukan masyarakat dalam kegiatan pengumpulan, pelaporan, analisis, serta penyampaian informasi dan berita. Jadi warga tidak lagi hanya menjadi penonton melainkan menjadi peserta aktif dalam diskusi dan problem solving di ruang publik media.
Model pewartaan seperti ini semakin berkembang di Indonesia dan mendapat sambutan baik dari masyarakat. Hal tersebut antara lain disebabkan karena kemajuan internet yang pesat, seperti adanya jaringan sosial facebook, twitter, chatroom, youtube, dan banyak lainnya. Dengan adanya fasilitas seperti itu warga dapat menyalurkan apa pendapat dan aspirasi mereka. Selain itu kemajuan teknologi juga membuat jurnalisme warga semakin mudah dilakukan. Dengan modal handphone berkamera dan bisa merekam, mereka bisa membuat suatu berita.
![]() |
Salah satu bentuk dukungan untuk jurnalisme warga yang dilakukan oleh surat kabar Republika |
Kenapa jurnalisme warga ini bisa begitu berkembang? Hal tersebut disebabkan karena adanya paradoks komunikasi massa, dimana komunikasi massa seharusnya melibatkan semua orang untuk dapat menjadi komunikator. Namun faktanya, beberapa media massa seperti TV dan media cetak hanya melakukan komunikasi satu arah, masyarakat hanya menjadi penonton pasif yang tidak dapat memberikan respon. Selain itu media mengatur agenda setting sesuai dengan keinginannya, padahal seharusnya ia mengatur sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hal itulah yang akhirnya menyebabkan jurnalisme warga semakin berkembang, dimana warga ingin menyampaikan suatu peristiwa seakurat dan selengkap mungkin, tanpa dibatasi oleh media.

Oleh karena itu ada baiknya apabila pelaku jurnalisme warga memahami bahwa:
Ø Media adalah ruang publik sosial dengan nilai-nilai baku (nilai berita dan kode etik jurnalistik).
Ø Profesi jurnalis bukan profesi sembarangan yang dapat dilakukan secara serampangan.
Ø Berita berbeda dengan informasi satu sisi, gosip, atau prasangka.
Dengan memahami hal-hal tersebut tentu kedepannya akan tercipta jurnalisme warga yang handal, memahami nilai-nilai berita serta sesuai dengan kode etik jurnalistik. Mari kita kembangkan jurnalisme warga!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar